Minggu, 12 Februari 2012

PUISI DIQI

Sajak Rindu ke_7

Sayang,
Mendung semakin menebal
Setebal rinduku sederas arus
Dan sepertinya gerimis akan segera turun, serta gigil hatiku akan menemuimu dipenghujung subuh
Sembari menyuguhkan sajak rindu dimalam ketujuh

Sayang,
Mari heningkan hati
Meminta musim penghujan akan segara tiba
Karena setidaknya kau tahu rinduku selebat hujan sepanjang perjalanan musim

Gelegar Guntur itu
: rinduku bertalu

Pmk 18 sept 2011


KAU:

Dimataku kau bukan apapun
Bahkan kesejukan
Pun bara api pada tungku ibu dimasa lalu

;melainkan sesederhana mimpiku selama ini


Pmk 15 09 2011


REKAH

Segala anganku tak ubahnya kepingan asa dan sepotong kenangan saat kemarau menjelang
Lantaran slau auramu menelusup hingga celah kesadaranku

Hanya engkau yang mampu menjadikan titik itu menjadi garis terpanjang dalam hidupku
Bahkan jarak terjauh yang kau tunjuk, tampak jelas di hening matamu

_Sayu

Pmk 14 09 2011


SKETSA

Aku melihat biru telaga dikedalaman jernih retinamu
Mengajakku mengeja setiap helai aksara yang tertata serupa puisi
Ya,
Puisi rindu tanpa diksi
Akh,
Sebanarnya baitbait ini hanya pengatar saja bagi suatau yang yanga tak kau tahu adanya
Pada malam yang belm mampu terlampaui

Pmk 15 09 2011

SHIDDIQI merupakan ketua umum teater fataria 2011-2012 yang lahir di Sumenep sampai sekarang tetap aktif menulis karya sastra termasuk : Puisi, Naskah, Cerpen Dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar