Minggu, 22 Januari 2012

PUISI MULYADI (Ching Hong)

GAPAILAH TUHAN

Tidak ada kematian karena satu dalam hakikat
Satu dalam satu adalah sejati manusia
Semuanya tidak ada awal dan akhir
Karena semuanya abadi dalam hakikat sejati

Kafirlah dari hegemoni agar nampak rahsia diatas rahasia
Murtadlah dari kebenaran mata karena itu bisu dan buta
Satukanlah hati agar lahir tuhan sejati
Pasti satu, ibarat laut dan pantai

Gugatlah tuhan agar iri tuhannya indra
Iblis bisa menggugat apalagi kita bukan
Mari semua gugat agar berselerayan darah-darah tuhan
Tuhan Allah, tuhan ibu, tuhan anak adalah benar

Benarkah mereka agar tumbuh yang satu
Jangan takut, ragu dan gentar
Karena semua wujud dalam satu, ha….ha…ha…..
Kafir………!! Murtad…….!! Benar……….!



TUAN ATAUKAH TUHAN

Tuan!!!!!!!!!!!!!!!
Tuhan !!!!!!!
Saudara!!!!!!!!!!!!!!!
Mas!!!!!!!!!!!!!!!!
Taretan!!!!!!!!!!!!!!

Siapa dirimu
Dari mana dirimu
Kenapa dirimu
Ada apa denganmu

Jalanmu bagiku adalah kebisuan yang terluka
Kata-katamu bagiku adalah malaikat mungkar yang berwajah seram tapi benar
Sedangkan etika, and moralmu bagiku adalah jejak nabimu
Tapi isi hatimu Sendiri Tahu hanyalah tuhanmu sendiri

Teruskanlah isi hatimu sendiri berjalan di atas siratul mustakimmu
Padahal umatmu tidak tahu menahu tentang kebenaranmu
Umatmu juga tercipta dari otak-otak manusia yang sebelumnya
Terus !!!!!!!
Kenapa kamu sendiri mengubah otak mereka yang mendoktrin sendiri untuk tidak menyembahmu !!!!!!!!!!!!!!

Pikirkanlah dirimu dan pikirkanlah umatmu !!!!
Sebelum mereka menyembah berhala yang tidak dipercaya selama ini
Selamat berjuang tuan, mas, taretan, !

Aku dan ummatmu butuh orang yang dipercaya
Bukan titah yang terlema !!!!!!!!!!!!!
Satu ikatan bathin yang tertindas



SINGA PADANG PASIR

Deraian air mata berselerayan laksana ombak
Darah berserakan dimana-mana menjadi bukti history
Pedang menghunus kesegala arah tuk menumpas rezim-rezim
Pantang mundur tuk meraih kesejahteraan

Umar bin khataf menjadi singa di padang pasir
Taringnya menggoncang kerajaan Abu lahab
Dengan tatapan matanya matahari menjadi kedau
Mengamuk bagaikan halilintar yang menyambar

Denyut jantung berbunyi dak duk dak duk
Karna gertakan satria bersorban
Tuturnya. Kan ku tumpas syaitan yang menghalangi jalan tuhan
Biar menjadi kabut hitam yang menghantui neraka

Laksana ombak yang menghantam karang sampi ludas
Dialah penebas ranjau-ranjau kebutaan
Pantang mundur walau halilintar menyambar
Karena dia orang yang telah memenggal kepala syaitan



WANITA BERWAJAH DEWA

Di selat mata kumelihat dia
Genggam tangannya mesra
Hasrat hati selalu memanggil namanya
Tuk berpacot dalam mahligainya

Anganku berterbangan di angkasa
Tuk menggapai pelamina cinta yang membara
Engkaulah insan penyegar mata
Menyilaukan hati hingga tercipta rasa cinta

Bergelora sukma di dada
Memandang wajahnya jantik jelita
Aduh hai...........! indahnya
Hingga kumabuk kepaya

Semilir angin surga
Membuatku larut dalam cinta
Hatiku dirantai pesona berahma
Bersulam semu tuk memburuknya

Aku tersipu dalam dunia fana

Deraian air mata menjadi purnama
Permadani beralaskan sutra
Hingga kuterbuai oleh bujuk rayunya

Kau sulap mata dengan cinta
Hingga kau menjadi penawar dalam duka
Keayuanmu meruntuhkan iman hamba
Hingga kutak berdaya sebagai insan biasa

Engkau wanita setengah dewa
Bersilat lidah dengan madu kata
Bertingkah seperti dewa
Hingga menggugat hati tuk bercinta

Inikah cinta yang bersarang di dada
Hingga aku lupa pada semuanya
Apakah makna cinta
Hingga kutak berdaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar