This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 6 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 20 Maret 2012

FESTIVAL TEATER MAHASISWA NASIONAL KE-VI DI SURABAYA

SEKILAS FESTIVAL TEATER MAHASISWA NASIONAL KE-VI SURABAYA
FESTAMASIO VI SURABAYA “Teater Mahasiswane Rembug, Masyarakate guyub!!”

A.Tujuan FESTAMASIO VI Surabaya
a. Meningkatkan Kualitas Proses Penciptaan Karya Teater Kampus Nasional
b. Memperluas Jaringan dan Informasi antar Teater Kampus Nasional
c. Meningkatkan Motivasi Teater Kampus Nasional Dalam Berkarya
d. Menunjukan Eksistensi Teater Kampus Nasional Kepada Masyarakat
e. Menjaga Kelestarian Budaya Lokal Melalui Teater
f. Melanjutkan FESTAMASIO V Palembang

B.Panitia Pelaksana FESTAMASIO VI Surabaya
Panitia Festival Teater Mahasiswa Nasional ke VI diSurabaya (FESTAMASIO VI SURABAYA) ini adalah seluruh Anggota UKM Teater Tiyang Alit ITS dibawah binaan Wakil Rektor 1 ITS SURABAYA

C. Peserta FESTAMASIO VI Surabaya
Peserta FESTAMASIO VI Surabaya adalah Komunitas Teater kampus yang berada di wilayah Indonesia yang dibagi menjadi dua peserta yaitu :
Peserta Lomba :
Adalah Komunitas teater kampus yang telah lolos pada tahapan kurasi yang dinilai oleh curator dan berhak menampilkan pementasan dan mengikuti rangkaian acara lainnya pada FESTAMASIO VI Surabaya.dari seluruh pendaftar akan diambil 20 gruf untuk menampilkan pementasan,dengan masing-masing komunitas terdiri dari 15 orang
Peserta Non Lomba (Peserta Delegasi):
Adalah Komunitas teater kampus diwilayah Indonesia yang tidak lolos kurasi ataupun yang tidak mengikuti kurasi. Peserta ini tidak berhak menampilkan pementasan tetapi dapat mengikuti rangkaian acara lainnya pada FESTAMASIO VI Surabaya. Peserta delegasi hanya dapat mengirimkan maksimal 6 orang perwakilan dari masing-masing komunitasnya.

D.Kegiatan FESTAMASIO VI Surabaya
1. Identitas Kegiatan
1.1 Nama Kegiatan
Festival Teater Mahasiswa Nasional Ke VI diSurabaya disingkat FESTAMASIO VI Surabaya
1.2 Tema Kegiatan
Teater sebagai Ekspresi Masyarakat Dalam Menjaga Kearifan Budaya Lokal
1.3 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan FESTAMASIO VI Surabaya ini direncanakan dilaksanakan pada awal Tahun 2013

2. Jenis Kegiatan
2.1 Penyeleksian Peserta
Penyeleksian peserta adalah proses kurasi karya pertunjukkan grup-grup teater kampus se-Indonesia melalui video pertunjukkan dan dipilih 20 karya pertunjukkan terbaik yang akan ditampilkan dalam ajang FESTAMASIO VI Surabaya.

2.2 Sayembara Naskah
Sayembara Naskah Drama peserta adalah penilaian terhadap Naskah Drama calon peserta yang akan dibawakan dalam ajang Festamasio VI dan akan dipilih 20 kategori Naskah Drama Terbaik

2.3 Pementasan 20 grup Teater hasil Kurasi
Pementasan 20 grup teater adalah pementasan hasil dari kurasi video pertunjukan dan akan ditampilkan lima pementasan setiap harinya, dari 20 Pementasan ini akan dinilai dan dipilih 9 kategori terbaik yaitu : Sutradara Terbaik, Aktor Terbaik, Aktris Terbaik, Tata Musik Terbaik, Tata Set Terbaik, Tata Cahaya Terbaik,make up dan Kostum terbaik, Penulis Naskah Terbaik, Grup Terbaik

2.4 Karnaval Budaya
Karnaval Budaya adalah pawai keliling kampus ITS yang diikuti oleh peserta dan panitia dengan memakai pakaian adat dari daerah asalnya masing-masing.karnaval ini juga akan disertai iring-iringan dari komunitas sepeda ontel,komunitas delman.

2.5 Welcome Party dan Pembukaan
Festamasio VI 2013 akan dibuka secara resmi oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI dan akan dihadiri oleh seluruh peserta Festamasio VI, teaterawan, budayawan, seniman, pejabat terkait, para donatur, sponsor, pengamat, wartawan dan undangan

2.6 Technical Meeting
TM Merupakan sebagai pembahasan segala teknis pelaksanaan FESTAMASIO VI dan ketentuan serangkaian agenda dengan segala prosedural yang telah dibuat panitia kepada peserta.
Dalam technical Meeting akan dibahas mengenai :
a. Mendiskusikan dan share dari segala bentuk teknis kegiatan FESTAMASIO VI
b. Memberikan perangkat-perangkat (buku petunjuk,co-card) peserta dalam
mengikuti kegiatan
c. Pengundian nomor urut pertunjukkan peserta
d. Pembahasan mengenai pemanggungan (setting dan pembongkaran sett serta
pendurasian)

2.7 Workshop Teater
Workshop teater akan diselenggarakan berupa sharing proses, yaitu sharing perihal metode pendekatan latihan yang digunakan oleh masing-masing sutradara dalam pembuatan karyanya dan ada juga worshop mengenai keaktoran, make up dan kostum,serta Gestur Kontemporer

2.8 Bakti Sosial
Bakti social dilakukan oleh peserta beserta panitia dengan mendatangi tempat yang telah ditentukan. Dalam kegiatan ini akan diisi belajar bareng dengan anak anak serta mengenalkan mereka dengan kesenian.

2.9 Rembug FESTAMASIO
Rembug FESTAMASIO Nasional merupakan diskusi terbuka antar anggota grup teater kampus se-Indonesia perihal FESTAMASIO VI dan rekomendasi-rekomendasi untuk Festamasio selanjutnya.

2.10 Cangkruk On The Road
Cangkruk on the road merupakan acara silaturahmi budaya dengan mengunjungi seniman daerah Surabaya. Dalam kegiatan ini akan dikenalkan tentang kesenian asli Surabaya dan diskusi mengenai kesenian Surabaya tersebut.

2.11 Mlaku-Mlaku
Mlaku- mlaku merupakan kegiatan jalan-jalan didaerah Surabaya dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah serta icon Surabaya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan Surabaya serta mengenalkan tempat-tempat bersejarah yang ada di Surabaya.

2.12Malam Anugrah FESTAMASIO VI SURABAYA
Malam Anugerah adalah Acara penutup pada Festamasi VI Surabaya, Pada Acara Malam Anugrah ini akan dibacakan Pengumuman Nominasi-Nominasi hasil dari pementasan.

2.13Pasar Seni FESTAMASIO
Pasar Seni merupakan sebuah kegiatan yang difungsikan sebagai tempat berjualan makanan tradisional dan pernak pernik khas Surabaya dan Jawa Timur. Disini para pengunjung akan merasakan suasana yang kental dengan unsur budaya Surabaya dan Jawa Timur.
FESTAMASIO VI Surabaya akan dilaksanakan pada tanggal 8 - 14 Februari 2013. Dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut : 1. Pendaftaran dibuka pada Tanggal 2 Juli 2012 Sampai Tanggal 16 September 2012 2. Kurasi /seleksi dilakukan pada Tanggal 22 September 2012 sampai Tanggal 22 Oktober 2012 3. Pengumuman hasil kurasi Tanggal 26 Oktober 2012 4. Pawai Budaya Lokal Jum’at 8 Februari 2013 5. Pembukaan FESTAMASIO VI Surabaya 8 Februari 2013 6. Pementasan 20 Komunitas Teater Hasil Kurasi Sabtu-Selasa 9-12 Februari 2013 7. Workshop Rabu 13 Februari 2013 8. Bakti Sosial Rabu 13 Februari 2013 9. Rembug FESTAMASIO Rabu 13 Februari 2013 10. Cangkruk Nang Embong Kamis14 Februari 2013 11. Mlaku-Mlaku Kamis14 Februari 2013 12. Malam Anugrah FESTAMASIO VI Surabaya Kamis14 Februari 2013 13. Pasar Seni FESTAMASIO VI Surabaya 9-12 Februari 2013 Info lanjut di www.festamasio6.blogspot.com
CONTACT PERSON FESTAMASIO VI SURABAYA :
Ceking 085643552665
Tile 085645701395
Katak 085730810336

Sumber : http://festamasio6.blogspot.com/

Kamis, 15 Maret 2012

KETIKA TEATER DITERTAWAI TELEVISI

Oleh ; Riyadhus Shalihin
Eskperimentasi kondisi manusia indonesia di alam entertain, telah mengalami tahap penghiburan yang merangsek dan melibas semua lini kebudayaan. Manusia Indonesia hari ini memasung limpahan nurtur kontemplatifnya dengan segala persoalan senda gurau dan juga gelak tawa. Usaha pemasungan ini kemudian masuk menerobos dalam ruang-ruang seni pertunjukan menuju narasi publik yang berjejaring luas.

Hari ini kita patut miris dengan lahirnya berbagai acara televisi, publik luas membutuhkan aktualisasi entertain secara lebih vital, melebihi kondisi primal teologisnya. Ada reposisi realitas ketika sinetron tidak lagi dapat memuaskan hasrat para masyarakat untuk mempersoalkan spekulasi tebak dramatik, ataupun acara-acara yang berbau seks sudah tidak lagi menjadi top rating, berita – berita artis dengan gosip-gosipnya sudah tidak begitu memanas, dan program artis-artis karbitan yang bermunculan dari berbagai media internet tidak lagi menjaring greget yang pedas dari masyarakat luas, lalu apa lagi objek yang akan digali oleh industri pertelevisian Indonesia.



TEATER DENGAN KEMASAN BERBEDA

Kreasi itu kemudian menjelma dalam program terbaru salah satu televisi swasta Indonesia, yang merupakan salah satu stasiun televisi dengan rating tinggi dan audiens remaja terbanyak . Mereka menghadirkan 2 buah program terbarunya yang bermaksud untuk memodifikasi seni teater ke dalam sebuah layar hibur, dengan tagline utama acara “Kini hadir teater dengan sentuhan berbeda, yang pasti membuat anda tertawa“ maka kita telah mendapatkan sebuah kesimpulan secara general bahwasanya dahulu teater adalah kondisi klasik sebuah seni yang tua, asing, kumuh dan tidak mempunyai nilai jual untuk dikomersialisasi melalui nilai-nilai nominal perniagaan, dan lembaga televisi datang sebagai “hero“ yang menyelamatkan teater dalam kondisi tuna modalnya untuk direvitalisasi, diberi bumbu penyegar sana-sini, menjadi sebuah tayangan pengocok perut yang siap membuat anda terpingkal-pingkal di depan layar televisi. Dengan acak usahawan televisi membawa kondisi hakikat seni pertunjukan teater yang hadir di dalam kondisi neumenon panggung menjadi tayangan luas di dalam layar eksebisi.

Ada keserampangan yang terjadi dalam meja sirkulasi perusahaan ketika melihat teater sebagai mangsa empuk untuk membongkar hakikat kejenuhan televisi, setelah renovasi dan daur ulang program maka kini giliran teater yang mendapat kehormatan untuk dijadikan “Sang Bintang“ baru dalam jagat euphoria selebratif, di sana teater segera terakomodir menjadi ujaran-ujaran banyol yang penuh daya tarik komedi, menggerus seluruh aura komikal dan juga dramatik pentas menjadi sang “badut“ baru. Ada pula acara yang memakai essensi pemakaian ucap olah dialog sebagai nama acaranya, lalu di sana hadir laku-laku pemeranan yang meniru-niru gestikulasi serta mimik para bintang-bintang komedi. Seperti misalnya salah satu peserta yang maju ke depan lalu disuruh untuk menirukan ekspresi seorang bintang lawak, dan itu adalah dinamakan segmen “meniru tokoh“, dalam beberapa detik laku duplikasi psikis “keaktoran“ mereka ejawantahkan demi menghasilkan respon tawa dari para penonton yang hadir. Tentu sirkulasi uang yang bermain di sana memberikan efek yang sangat kuat agar para “aktor teater “ dalam acara tersebut mampu semaksimal mungkin membuat para hadirin yang hadir terpuaskan, pembebasan hasrat saling menghina yang kemudian raib dan hilang sesaat itu juga, tanpa impresi, tanpa pesan, hanya tawa.

Segmen meniru tokoh dalam hitungan detik merobohkan nilai-nilai kodrati dalam laku pemeranan teater yang sesungguhnya. Proses keaktoran teater membutuhkan sistematika yang sangat panjang dan juga kultur penghayatan tokoh dalam suasana kultus lenyap dan hilang hanya dengan satu acara televisi. Usaha-usaha pemuliaan seni acting yang dilakukan oleh aktor-aktor teater yang terkadang membutuhkan sedikitnya 3 bulan untuk menjadi dan mewadag dalam sebuah pemeranan dilibas dalam hitungan detik, siap untuk menggedor hasrat spontanitas tertawa anda, tertawa pada televisi, menertawai teater.

USAHA PANJANG YANG TERPUTUS

Ada usaha-usaha meniru pemahaman pertunjukan drama yang diletupi dengan aura-aura showbiz, atau show business. bagaimana kondisi pemakaian naskah/lakon yang merupakan salah satu perangkat teater mereka jadikan duplikasi televisual, kondisi-kondisi set drama realis mereka hadirkan dengan cabik-cabik slapstick yang dilapisi dengan ekspresi komikal juga improvisatoris. Maka hadirlah sebuah teater baru, sebuah masterpiece seni yang melenyapkan semua narasi panjang pergumulan konsepsi teater, yang mengganti semua piranti mazhab-mazhab teater ke dalam remeh-temeh acara yang berseliwer berlalu, lenyap sesaat.

Teater sendiri sebelumnya pernah terputus dalam usaha pemaknaannya kepada publik, ketika ditunggangi oleh oknum jurnalis yang dengan ketidakpahamannya menyimpulkan segala bentuk demonstrasi dengan spektakel “seram, hitam, berlumpur-lumpur“ adalah sebuah bentuk teatrikalisasi demo, ataupun hadirnya para bocah-bocah di jalan yang meminta uang sembari melumuri badannya dengan cat dianggap pula sebagai sebuah kesenian teater, akhirnya dengan usaha kuratif segigih mungkin para seniman teater berusaha mengembalikan hakiki teater ke dalam kondisi ontologisnya. Namun pembiasan pemahaman ini tidak bisa lagi diproteksi oleh para penggiat teater secara prosesial, apabila media televisi telah berinisiatif untuk menyatakan kondisi “teater“ versi mereka, televisi absah sebagai juru bicara teater di sini, merekalah publik relasi teater abad baru yang memperkenalkan teater dari ujung aceh hingga pelosok papua.

Usaha Alm.Suyatna Anirun dengan Studi Klub Teaternya yang telah membangun suprajaringan teater selama berpuluh tahun demi mengakrabkan masyarakat dengan teater kini punah dan lumer, teater akan dikategorisasi secara remeh sebagai selebrasi acting yang dapat mudah dilakukan semua orang untuk menghibur massa, mencari uang juga berlenggak-lenggok demi mendapatkan ketenaran paras dalam usaha percantikan tubuhnya di depan layar.

Perlu diberi apresiasi bahwa hari ini lahir begitu banyak seniman teater yang semakin sadar teks, mereka memperpanjang teater dengan sarana bahasa, filsafat juga budaya sebagai ornamentasi teater agar semakin optimal secara lingustik, visual bahkan lintas media. Namun apa mesti dikata, inilah kondisi aktual teater hari ini yang berkembang di benak massa, apa yang mesti dilakukan oleh panggung dengan prosesi estetik berbulan-bulannya menghadapI pemeranan selama 5 detik yang disebarluaskan secara serentak di televisi, apa yang ditawarkan teater menghadapi narasi besar industri.

Kiranya ini hanyalah gambaran luas bagaimana kehadiran televisi yang tidak kita sadari, tak tanggung-tanggung telah merangsek dan melucuti riwayat teater secara tiba-tiba. Lalu apakah masih teater akan bersikap steril dengan segala lalu lintas narasi virtual di sekitarnya, karena ternyata lambat laun berdiam, logos teater perlahan-lahan terebut, bermula dari sisi artifisial maju perlahan menggerogoti menuju sisi fundamennya.

* Mahasiswa Teater, Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung.
Sumber : http://mediateater.com/ketika-teater-ditafsir-televisi/

Senin, 05 Maret 2012

Bentara Pustaka: JURU TEMBANG DALAM NOVEL THE SINDEN

Halimah Munawir
Tidak sedikit karya fiksi Indonesia yang menghadirkan tokoh perempuan yang hidup di dalam kungkungan tradisi tertentu, berikut problematiknya terkait budaya patriarki yang dirasa tidak adil. Sebut saja sosok Nyai Ontosoroh dalam tetralogi Pramoedya Ananta Toer, kisah penari dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, Sukreni Gadis Bali dari Panji Tisna, hingga pengarang-pengarang era kini semisal Saman dari Ayu Utami.

Pustaka Bentara kali ini mencoba membahas tentang novel The Sinden karya Halimah Munawir yang juga bercerita tentang Waranggana, sosok gadis juru tembang yang mumpuni. Si tokoh utama ini mengalami kehidupan yang terbilang tragis, di mana kepiawiannya menembang dan kecantikannya justru mengundang aneka peristiwa yang tak terduga, antara hendak dijadikan tumbal sebuah jembatan dan incaran sebagai istri kesekian dari para lelaki hidung belang.

Selain akan menguraikan kekuatan literer novel ini (diterbitkan Gramedia Pustaka Utama) dibahas pula perihal keberadaan perempuan dalam perspektif sastra dan kenyataan sosial selama ini. Sebagai pembicara tampil Halimah Munawir dan I Made Sujaya.


Halimah Munawir lahir di Cirebon, 18 Januari 1964. Sejak SMA aktif menulis dan kemudian terjun ke jurnalistik sambil menimba ilmu di Filsafat Driyarkara. Sejak menikah dan sampai anak kedua berusia 5 tahun, ia aktif di Harian Indonesia. Semasa mahasiswa tergabung dalam Kelompok Studi Proklamasi yang kerap mengadakan diskusi dan menerbitkan buku-buku perihal agama dan masalah-masalah pembangunan. Tahun 1988, bersama suami, Munawir Anwar, meluncurkan buku Success Story Nilasari dan menerbitkan buku Fotobiografi Mbok Berek (2006). The Sinden adalah novelnya yang pertama, diselesaikan serta diterbitkan tahun 2011.

I Made Sujaya mengajar di Fakultas Sastra Universitas Udayana dan IKIP PGRI Bali. Bekerja pula sebagai jurnalis di Harian Denpost. Pengamat sosial budaya dan kesenian Bali ini telah menerbitkan berbagai buku, antara lain Kuta Berdaya, Perkawinan Terlarang, Sepotong Nurani Kuta, dan sebagainya.

Sabtu, 03 Maret 2012

Menulis Tanpa Pretensi Sebagai Terapi

Menulis Tanpa Pretensi Sebagai Terapi
oleh : Ine Febriyanti
Untuk kali pertama, pelaku seni peran Ine Febriyanti, menerbitkan tulisannya dalam sebuah buku. Ine tak sedang menjajal profesi baru sebagai penulis buku, apalagi beralih dari pilihan profesinya kini sebagai sutradara, penulis naskah film, dan pemain teater. Ia tergerak untuk menjadi bagian dari tujuh perempuan urban, yang mengekspresikan pemikiran, perasaan, juga pengalaman melalui tulisan dan buku.

Buku berjudul 7 Perempuan Urban Sebuah Catatan diterbitkan secara mandiri oleh komunitas dan penerbit Perempuan Bukan Penyair. Nama Ine tercantum di dalamnya, sebagai penulis, bersama enam perempuan urban lainnya dari berbagai latar belakang profesi. Satu tulisan Ine berjudul Misteri Panggung, di buku ini, merupakan perwujudan energi yang menggumpal dalam dirinya, selepas ia menuntaskan pementasan ulang monolog Surti pada Oktober 2011.

"Menulis itu terapi. Biasanya saya menulis jika sedang gelisah, marah, saat emosi tidak seimbang. Tulisan ini saya buat ketika saya akhirnya tampil di panggung teater setelah tujuh tahun vakum. Setelah menjalani proses persiapan pentas selama tiga bulan, lalu tampil dua hari, setelahnya saya merasa gelisah, masih banyak energi yang menggumpal dalam diri. Setelah menuliskannya, saya merasa lebih plong," tutur Ine kepada Kompas Female di sela peluncuran buku 7 Perempuan Urban Sebuah Catatan di Tjikini Cafe, Jakarta, Rabu (15/2/2012) lalu.

Ine memang terbiasa menulis sejak belia. Ia selalu menulis dengan tangan menggunakan kertas dan pena, mengenai apa saja yang membuatnya gelisah. Tulisannya lebih kepada pengalaman personal yang tak pernah terpikirkan olehnya untuk diterbitkan. Tapi sekali ini, Ine merasa tergerak menjadi bagian dari tujuh perempuan urban, demi mendorong perempuan lainnya untuk menulis saling memberikan inspirasi. Inspirasi bahwa perempuan juga punya ruang untuk menulis dan menerbitkan tulisannya melalui buku.

"Saya punya banyak tulisan seperti ini, tapi tidak untuk dipublikasikan," ungkap Ine yang tak lantas berpikir untuk menjadi penulis buku. "Saya bukan penulis buku, dan sebenarnya saya agak malu menerbitkan tulisan yang sangat personal ini. Saya merasa lebih baik menulis skenario. Namun, semangat teman-teman untuk menerbitkan buku mendorong saya melakukannya. Kita memang perlu mencari ruang apa yang tepat untuk menumpahkan energi. Menulis salah satunya," jelas Ine.

Seperti enam perempuan penulis lainnya, Ine menulis tanpa pretensi. "Tulisan saya lebih kepada kontemplasi, saya seperti bicara pada diri sendiri, tanpa pretensi apa pun," jelasnya. Meski begitu, nyatanya pilihan kata-kata Ine, memberikan inspirasi bagi orang lain dan ia pun mendapatkan apresiasi atasnya. Ia pun menemukan, apa pun yang Anda tuliskan boleh jadi orang lain akan merasakan hal yang sama. Pada akhirnya, apa yang Anda tuliskan menjadi inspirasi atau bahkan membuat orang lain berkontemplasi bersama tulisan Anda.

Beberapa kalimat dalam tulisan Ine yang mendapatkan apresiasi dan bisa menjadi inspirasi di antaranya: Dan ternyata kita membutuhkan "sinting" untuk dapat melakukan lompatan-lompatan kehidupan; Aku dilarang besar kepala. Besar kepala adalah jalan tercepat untuk menjadi bodoh dan tumpul. Tapi mungkinkah itu bagian dari sebuah pencapaian? Pujian, pujian? Kuharap tidak.

Tulisan tanpa pretensi dihasilkan Ine dari pengalaman pribadinya. Berasal dari konflik dalam dirinya, atas keputusannya kembali tampil di panggung teater setelah tujuh tahun tak bersentuhan dengan dunia teater. Tak mudah baginya melakukan monolog selama 1,5 jam, seorang diri memerankan 10 karakter. Namun inilah tantangan yang diambil seorang perempuan urban, untuk memberanikan diri kembali melakukan hal yang memang disukainya.

"Butuh keberanian lebih bagi ibu beranak tiga yang sudah lama tak tampil di panggung teater. Ada keraguan pada awalnya, namun karena rindu panggung, saya melakukannya," tutur Ine yang menceritakan (dalam bukunya) bagaimana ia menikmati misteri di panggung teater di pementasan monolog yang berujung pada kesuksesan, termasuk apresiasi positif dari penikmat seni teater.

Ine memang tak meninggalkan pesan apa pun melalui tulisannya. Namun melalui satu tulisan yang dibukukan bersama tulisan perempuan lainnya, Ine menjadi bagian dari perempuan urban dengan berbagai kisah dan pengalaman. Anda bisa menemukan sendiri berbagai pesan dan makan mendalam yang tersirat dalam tulisan tujuh perempuan ini.

Kamis, 23 Februari 2012

Novel "NUN"

NUN, sebuah novel WHANNY DARMAWAN.
Cerita tentang kekalahan dan pemberontakan IBU KUNTHI pada stigmatisasi diirinya sebagai perempuan. Juga masa lalunya yang pernah hitam, ditagih oleh sempalan dagingnya terbuang di masa depan, SUTAGANGGA. Sementara SUTAGANGGA sendiri berusaha berontak dari keadaan identitas dirinya yang gelap. Ia meyakini bahwa dirinya ada untuk kepentingan dharma. Lain itu tidak. Maka apapun yang terjadi ia berpegang pada pemahaman hak dan wajib. Benarkah dharma mengenal hak dan wajib?

Omahkebon Publishing. Tebal 253 halaman. Sistem penjualan pesan-kirim (Delivery order). Rp 50.000 + ongkir (menyesuaikan tujuan). Kontak akunt Omah Kebon atau Whanny Darmawan.

Rabu, 15 Februari 2012

TARI POTREH KONENG

TARI POTREH KONENG
Tari ini merupakan tari kreasi dari anggota teater fataria, meskipun sepenuhnya tdk memiliki bakat Tari, hanya sedikit ada sisa bakat tari. akhirnya dengan semangat yang tersisa mereka latihan untuk menggarap dan menampilkan sebuah Tari. Tari ini merupakan tari pertama kalinya, mskpn sebelumnya pernah menggarap tari dengan menggabungkan dengan penggarapan pentas Teater. TARI POTREH KONENG ini dipentaskan di acara PENTAS STUDY dan DIES MAULIDIYAH TEater Fataria Tahun 2012.

LINK YOUTUBE TARI POTREH KONENG :

Minggu, 12 Februari 2012

PUISI DIQI

Sajak Rindu ke_7

Sayang,
Mendung semakin menebal
Setebal rinduku sederas arus
Dan sepertinya gerimis akan segera turun, serta gigil hatiku akan menemuimu dipenghujung subuh
Sembari menyuguhkan sajak rindu dimalam ketujuh

Sayang,
Mari heningkan hati
Meminta musim penghujan akan segara tiba
Karena setidaknya kau tahu rinduku selebat hujan sepanjang perjalanan musim

Gelegar Guntur itu
: rinduku bertalu

Pmk 18 sept 2011


KAU:

Dimataku kau bukan apapun
Bahkan kesejukan
Pun bara api pada tungku ibu dimasa lalu

;melainkan sesederhana mimpiku selama ini


Pmk 15 09 2011


REKAH

Segala anganku tak ubahnya kepingan asa dan sepotong kenangan saat kemarau menjelang
Lantaran slau auramu menelusup hingga celah kesadaranku

Hanya engkau yang mampu menjadikan titik itu menjadi garis terpanjang dalam hidupku
Bahkan jarak terjauh yang kau tunjuk, tampak jelas di hening matamu

_Sayu

Pmk 14 09 2011


SKETSA

Aku melihat biru telaga dikedalaman jernih retinamu
Mengajakku mengeja setiap helai aksara yang tertata serupa puisi
Ya,
Puisi rindu tanpa diksi
Akh,
Sebanarnya baitbait ini hanya pengatar saja bagi suatau yang yanga tak kau tahu adanya
Pada malam yang belm mampu terlampaui

Pmk 15 09 2011

SHIDDIQI merupakan ketua umum teater fataria 2011-2012 yang lahir di Sumenep sampai sekarang tetap aktif menulis karya sastra termasuk : Puisi, Naskah, Cerpen Dll.

NAAS-ER

NAAS-ER

NAAS-ER merupakan sebuah naskah tanpa dialog yang ditulis & digarap oleh GUGUK salah satu anggota teater fataria, Naskah ini memang mengisahkan sesuatu dalam diri manusia yang paling halus yaitu NURANI : Ketika segala kebajikan telah dimatikan berganti kebajikan yang semu. ketika rongga hati berganti ketidakpedulian,
Saling membenci lebih menjadi pilihan. Ketika apa yang dilakukan tidak lgi penuh dengan kebenaran, Tapi yang ada selalu penuh dengan pembenaran-pembenaran. dan kekeakuan yang semakin tinggi, lebih mementingkan diri sendiri untuk merasa yang paling lebih. dan orang antilegalis selalu secara diam-diam menyangkal dosa. Namun pada akhirnya terkadang mereka akan merindukan suara halus, samar-samar dalam dirinya yang akan membawa kepada kedamaian yang sebenarnya.

Meskipun hati nurani bukan hakim tertinggi di dalam prinsip moral, namun melakukan sesuatu yang melanggar hati nurani tetap suatu hal yang berbahaya.

Mengenai Ide Pengggarapannya Silahkan Download disini :
http://www.mediafire.com/?rb77c880rnd8jq5
Paswordnya : teara

Link Video Youtubenya disini :

Rabu, 08 Februari 2012

SEMIOTEXT

SEMIOTEXT (E) Pembicaraan di Los Angeles Seni Kontemporer
Semiotexte menampilkan tiga acara: David Wojnarowicz : Sejarah definitif lima atau enam tahun di sebelah timur lebih rendah samping percakapan dengan Sylvere Lotringer dan Jennifer Doyle; Chris Kraus, Ketika Seni Milik-pembacaan oleh Chris Kraus, dan Halsted Plays sendiri-a membaca dan skrining dengan artis dan pembuat film William E. Jones.

David Wojnarowicz: riwayat definitif lima atau enam tahun di sisi timur lebih rendah
13:00, Sabtu

Sylvere Lotringer dan Jennifer Doyle pada seniman David Wojnarowicz. Pada bulan Februari 1991, artis David Wojnarowicz (1954-1992) dan filsuf Sylvere Lotringer bertemu di sebuah apartemen Timur dipinjam Desa untuk melakukan dialog lama ditunggu-tunggu pada pekerjaan Wojnarowicz itu. Wojnarowicz kemudian pada puncak ketenaran sebagai antagonis sengit moral tentara salib Senator Jesse Helms-sebuah ketenaran yang Wojnarowicz bergantian memeluk dan ditolak. Sudah menderita tahap akhir AIDS, David melihat dialog dengan Lotringer sebagai kesempatan untuk meluruskan pada aspirasinya, sejarah pribadinya, dan pandangan politiknya.

Sylvère Lotringer adalah kritikus sastra dan teori budaya. Sebuah kontemporer muda dari Gilles Deleuze, Félix Guattari, Jean Baudrillard, Paulus Virilio dan Michel Foucault, ia paling dikenal karena teori sintesis Perancis dengan Amerika sastra, budaya dan arsitektur avant-garde gerakan melalui karyanya dengan Semiotext (e), dan untuk-Nya interpretasi dari teori Prancis dalam konteks abad ke-21.

Jennifer Doyle mengajarkan sastra Amerika, studi gender, dan studi visual. Dalam buku Sex Objek nya: Seni dan Dialektika of Desire (Minnesota, 2006), Doyle menunjukkan bagaimana pernyataan bahwa sebuah karya seni adalah "tentang seks" mengungkapkan sangat sedikit tentang pekerjaan, artis, atau penonton.

Chris Kraus, Ketika Seni Milik
14:00, Sabtu

Chris Kraus akan membaca dari 2011 bukunya MANA ART MILIK, yang meneliti perusahaan artistik terbaru yang merebut kembali penggunaan waktu hidup sebagai suatu material. Memperluas argumen dimulai dalam buku sebelumnya nya, VIDEO HIJAU, Kraus berpendapat bahwa "dunia seni yang menarik hanya sejauh yang mencerminkan dunia yang lebih besar di luarnya." Review Buku Glasgow menggambarkan MANA ART MILIK sebagai "hasutan untuk menemukan seni, untuk membaca dengan cara yang heroik, dan untuk menciptakan sejenak;" Bookforum memuji nya "tersembunyi teoritis poeticism dan menakutkan." "Dalam MANA MILIK ART," Alina Astrova menulis, "teori seni menjadi filsafat politik ... cara menetapkan suatu cara hidup di luar konvensi kapitalis."

Chris Kraus adalah penulis empat novel dan dua buku esai seni. Penerima Award Mather Frank di Kritik Seni dan seni Warhol Yayasan menulis hibah, dia telah digambarkan oleh Holland Cotter di New York Times sebagai "salah satu penulis kami cerdas dan asli tentang seni dan budaya."

Halsted Dimainkan Sendiri
15:00, Sabtu

Semiotext (e) menyajikan seniman ternama dan pembuat film William E. Jones yang akan membaca bagian pilih dari buku barunya, Halsted Plays sendiri. Dia juga akan menyaring segmen LA Plays Hakikat: ". Informasi baru bagi saya" sebuah, eksplisit secara seksual otobiografi, film eksperimental yang meninggalkan New York skrining bahkan Salvador Dalí berulang kali bergumam Halsted, seorang pembuat film otodidak, ditembak film selama tiga tahun di Los Angeles sekarang-lenyap, sebuah kota sekaligus pedesaan dan curang. Dalam Halsted Plays sendiri, Jones mendokumentasikan usahanya untuk menangkap personas publik dan swasta sulit dipahami Halsted-untuk membidik pada identitas penuh dengan kontradiksi.

William E. Jones adalah seorang seniman dan pembuat film yang mengajar sejarah film di College Art Center of Design di Pasadena. Dia telah membuat dua film panjang eksperimental, Massillon (1991) dan Selesai (1997), video pendek, termasuk Kejatuhan Komunisme sebagai Dilihat dari Pornografi Gay (1998), film dokumenter panjang fitur Is It Really Jadi Aneh? (2004), dan instalasi banyak video. Film dan video adalah subjek Retrospektif di Tate Modern, London, pada tahun 2005, dan pada Anthology Arsip Film, New York, pada tahun 2010.

Semiotext (e) dikenal diperkenalkan teori Prancis untuk pembaca Amerika telah menjadi salah satu penekanan yang paling berpengaruh di Amerika independen sejak didirikan lebih dari tiga dekade lalu.

sumber : http://artlosangelesfair.com/pressitem-59

Jumat, 03 Februari 2012

Naskah-Naskah TEATER FATARIA



TEATER FATARIA dalam proses penggarapan teaternya kebanyakan menggunakan Naskah-Naskah yang ditulis oleh anggota-anggotanya sendiri, dalam proses penggarapan Teater Teater Fataria memang jarang menggunakan Naskah-Naskah yang sudah ada atau Naskah yang ditulis oleh Orang lain, tapi bukan berarti tidak pernah mementaskan Naskah Orang lain. Hal ini karena Teater Fataria lebih ingin Memaksimal Potensi Kader-kadernya Agar tetap berusaha menulis Naskah yang ditulis sendiri. Dalam Pembuatan Naskah-naskah yang ditulis oleh anggota-anggotanya tidak lepas dari Kajian RUTINITAS Tentang Pembuatan NASKAH agar supaya naskah yang ditulis tidak asal-asalan & tidak memuat makna di dalamnya, karena kami bertujuan agar Naskah-Naskah yang ditulis memuat ide-ide kreatif, temuan-temuan Konflik yang terjadi disekitar dengan Referensi yang ada sehingga memberikan ruang APRESIASI KREATIF kepada Audien & para Penikmat seni.

Adapun NASKAH-NASKAH TEATER DIBAWAH INI merupakan naskah-naskah yang ditulis oleh beberapa anggota teater fataria :
1. Naskah "PENGEMBARA ANASIR" ditulis : Mulyadi CHINGHONG


Pengembara cinta yang berlumut di samudra berlayar dengan kapal Kencana utuk menyingkap tabir-tabir raksasa pada diri manusia dengan perenungan anashir (unsur-unsur manusia), sekaligus memperkenalkan manusia yang api, manusia yang air, manusia yang angin, dan manusia yang tanah, harapan cinta hadir dengan kebijaksanaan pada manusia yang latif. Sebab manusia sempurna adalah manusia yang unsur di tubuhnya dalam keadaan seimbang, yaitu angin, api, air dan tanah Dalam kondisi labil, baru manusia dapat mencoba untuk belajar spiritual dengan baik. Namun ketidakpahaman manusia menyebabkan banyak yang terjerumus untuk mencari kekuatan (bukan spiritual), tentu sangat berbeda. Tujuan seperti itu akhirnya dapat menimbulkan ego. Lambat laun dapat mencelakakan orang lain dan diri sendiri. Mengapa belajar kesaktian dapat membelokan arah / tujuan hidup? Karena manusia dapat belajar kesaktian bila unsur pada tubuhnya menjadi tidak seimbang, ini yang cukup sakral perlu ditelaah ulang bagi orang yang ingin tahu.
contoh : manusia dapat mematahkan/membengkokkan besi, karena unsur api di tubuhnya ditingkatkan. Namun apa yang terjadi? Bila (unsur) di tubuhnya menjadi tidak seimbang. Tentu akan sulit untuk berada dalam kondisi 'manusia'. Sehingga sulit untuk terhubung dengan Tuhan.
DOWNLOAD NASKAHNYA DISINI :
http://www.mediafire.com/?2m2e3w7p7sgbp2c
Pasword Mediafire : teara

2. Naskah "LUKA" ditulis Hady Francesca


Luka adalah sebuah nama yang selalu menghantui seseorang yang kadang membuatnya tersenyum kadang pula bisa membwa ke duania mimpi yang semakin jauh meninggalakan alam kesadarannya… sudah banyak cara dilakukan untuk menaklukkan luka namun lagi-lagi luka selicin belut yang sulit dikuasai… latas bagaimana cara membutnya yakin luka yang bisa membutanya bernafas lebih lama… apakah dengan cara memaksakan sebuah cinta yang memang sulit dipaksakan… apakah dengan segala perjuangannya bisa menguasai luka dan tak meluakai rasa…? Pertunujukan ini yang akan menjawabnya…?
DOWNLOAD LENGKAP NASKAHNYA DISINI :
http://www.mediafire.com/?v5y674243dhra0k
Pasword Mediafire : teara

3. Naskah "SIAL" ditulis MAWARDI
Kerlip mata malammu, jumpalitan jatuh ke cahaya mukaku. Kita memang tak saling bersama, sebab ruang tempat aku duduk di balik meja melihat cakrawala, begitu jauhpada batas dimensimu. Disini telentang sendiri, menatapmu, pendal-pendal kristal bertabur, yang indah karena berserakan, kerlipnya, jumpalitan bintang-bintang di sana, aku menakar batas akhir kemampuanku, menjangkau sumbercahaya.
DOWNLOAD NASKAH LENGKAPNYA DISINI :
http://www.mediafire.com/?v5jh4ba44q9g7k2
Pasword mediafire : teara

Download NASKAH TEATER GRATIS



Salah satu ciri teater modern adalah digunakannya naskah yang merupakan bentuk tertulis dari cerita drama yang baru akan menjadi karya teater setelah divisualisasikan kedalam pementasan. Naskah teater pada dasarnya adalah karya sastra dengan media bahasa kata. Mementaskan drama berdasarkan naskah drama berarti memindahkan karya seni dari media bahasa kata ke media bahasa pentas. Dalam visualisasi tersebut karya sastra kemudian berubah esensinya menjadi karya teater. Pada saat transformasi inilah karya sastra bersinggungan dengan komponen-komponen teater, yaitu sutradara, pemain, dan tata artistik.
Naskah lakon sebagaimana karya sastra lain, pada dasarnya mempunyai struktur yang jelas, yaitu tema, plot, setting, dan tokoh. Akan tetapi, naskah lakon yang khusus dipersiapkan untuk dipentaskan mempunyai struktur lain yang spesifik. Struktur ini pertama kali di rumuskan oleh Aristoteles yang membagi menjadi lima bagian besar, yaitu eksposisi (pemaparan), komplikasi, klimaks, anti klimaks atau resolusi, dan konklusi (catastrope). Kelima bagian tersebut pada perkembangan kemudian tidak diterapkan secara kaku, tetapi lebih bersifat fungsionalistik.

1. Naskah "AENG" Putu Wijaya
http://www.mediafire.com/?ybl2ewbu58n3b83
2. Naskah "ANAK SIHIR" Juslifar M Junus
http://www.mediafire.com/?0ka4h83uqv57cpk
3. Naskah "ARWAH-ARWAH" W.B. YEATS terjemahan Suyatna Anirun
http://www.mediafire.com/?av64rljd5ft573p
4. Naskah "BADAI SEPANJANG MALAM" Max Arifin
http://www.mediafire.com/?556zepmaqmmdd7z
5. NASKAH "BALADA SAHDI- SAHDIA" Max Arifin
http://www.mediafire.com/?grtoraxfah18is9
6. NASKAH "BARA (embers)" Samuel Beckett (terjemahan)
http://www.mediafire.com/?3df4jywjno8zhwd
7. DLL

MENGENAI LINK LENGKAP DOWNLOAD KOLEKSI NASKAH-NASKAH TEATER DISINI :
http://www.mediafire.com/?8kt81oh8mmm99

Naskah Monolog PUTU WIJAYA

T R I K
Putu Wijaya
Ada wartawan, entah karena kurang sumber berita, entah karena halaman korannya kurang iklan, entah karena mau cari gara-gara, supaya bisa merebut perhatian pembaca, mencegatku ketika pulang dan bertanya:
Ada kabar burung, apa betul Ente tidak bangga lagi menjadi orang Indonesia?
Tidak menunggu lagi dia mengulang pertanyaannya, aku jawab secara jantan: tidak! Dan ketika dia mengulangi pertanyaannya untuk meyakinkan aku, apa sebenarnya inti dari yang ditanyakannya, aku tak menunggu lagi dia komplit bicara. Langsung saja kusergap: tidak, tidak dan tidak! Wartawan itu manggut-manggut sambil tersenyum. Nampaknya jawaban itu benar-benar memuaskannya. Sebab sesudah itu dia tidak bertanya lagi. Tanganku dijabat dan diguncang-guncangnya, sambil berbisik:
Dari semua orang yang sudah aku wawancarai, hanya kau yang bisa menjawab dengan cepat, sederhana tetapi jelas. Yang lain berpikir dululama, seringkali menyanyi ke Barat ke Timur, mengutip berbagai ucapan orang lain, lalu menjelaskan sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi, filsafat, tetapi akhirnya mengembalikan pertanyaan itu kepadaku: Pendapat Anda sendiri bagaimana?

LINK DOWNLOADNYA DISINI :
http://www.mediafire.com/?oachrro2i123j21

Naskah Monolog AGUS NOOR

SARIMIN
Agus Noor
Senang sekali saya bisa ketemu Saudara semua. Ini kesempatan langka, bertemu dalam peristiwa budaya. Anda mau datang nonton pertunjukan ini saja sudah berarti menghargai peristiwa budaya, ya kan?! Hanya orang-orang yang berbudaya yang mau nonton peristiwa budaya. Jadi, bersyukurlah, kalau malam ini Anda merasa ge-er sebagai orang yang berbudaya. Soalnya, di negeri ini, manusia yang masuk dalam kategori manusia berbudaya itu lumayan tidak banyak. Jadi manusia berbudaya itu agak sama dengan badak bercula. Sama-sama langka.

Nah, salah satu ciri penonton berbudaya itu kalau nonton pertunjukan, selalu mematikan handphone. Ayo sekarang, silakan men-non atifkan-kan HP Anda, sambil berimajinasi seakan-akan Anda itu Presiden yang sedang men-non aktif-kan menteri Anda. Atau kalau selama ini Saudara punya bakat dan naluri membunuh, silakan diekspresikan bakat membunuh Saudara dengan cara membunuh handphone masing-masing.

Nanti, selama pertunjukan, juga dilarang memotret pakai lampu kilat. Nanti ndak jantung saya kaget. Di dalam gedung ini juga dilarang makan, minum atau merokok…. kecuali pemainnya.

Malam ini, saya akan bercerita tentang Sarimin. Perlu Anda ketahui, nama Sarimin ini bukanlah nama asli. Tapi nama paraban. Nama panggilan. Nama aslinya sendiri sebenarnya cukup keren: Butet Kartaredjasa..1 Mungkin nama ini kurang membawa berkah. Meski pun ada juga lho orang yang memakai nama Butet Kartaredjasa, lah kok nasibnya malah mujur: tersesat jadi Raja Monolog. Atau istilah yang lebih populisnya: pengecer jasa cangkem.

LINK DOWNLOADNYA DISINI :
http://www.mediafire.com/?tcq663v62j6x52h

Naskah Monolog

KORUPTOR BUDIMAN
SEORANG koruptor kakap mendadak muncul di kantor peradilan. Ia menyerahkan diri minta ditangkap. Beberapa petugas jaga – yang sebagian lagi ngobrol sambil nonton telenovela di televisi, dan sebagian lagi asyik main domino – langsung tergeragap kaget.
‘’Tolong tangkap saya,’’ koruptor ternama itu kembali bicara sambil mengulurkan kedua tangannya seolah-olah minta diborgol. Para petugas jadi langsung gemeteran. Apa tidak salah? ‘’Saya ingin jadi koruptor yang baik dan benar,’’ kata koruptor itu, sambil memandangi para petugas yang terheran-heran - juga agak ketakutan.
Tentu saja peristiwa itu langsung jadi berita besar. Puluhan wartawan segera mengerubungi sang koruptor. Dan koruptor itu pun langsung memberikan pernyataan-pernyataannya.
‘’Saya ingin memberi contoh kepada rekan-rekan koruptor lain, tak baik melarikan diri. Lebih baik duduk tenang di pengadilan. Kalau pingin sembunyi, bukankah persembunyian paling aman bagi koruptor justru ada di pengadilan. Kita nggak bakalan diperlakukan macam maling ayam. Paling ditanyai sedikit-sedikit basa-basi minta bagian hasil korupsi. Tak ada ruginya kalau kita berbagai rezeki sama hakim jaksa polisi. Anggap saja zakat buat mereka. Toh itu juga bukan uang kita.’’
Sejenak ia tersenyum, ketika kamera meng-close up wajahnya.
‘’Makanya saya di sini, minta diadili. Saya tak hendak membantah. Itu urusan para pengacara saya, karena untuk itulah mereka dibayar: membuat saya kelihatan tak bersalah.’’
‘’Jadi bapak tidak akan membantah kalau Bapak koruptor kakap?’’ cecar wartawan.
“Saya hanya ingin meluruskan anggapan keliru, yang menyatakan koruptor macam saya tak lebih benalu bangsa tak berguna. Koruptor macam saya jelas aset bangsa. Kamilah yang menggerakkan roda perekonomian. Dengan korupsi uang jadi terdistribusi. Terjadi pemerataan. Seperti pembangunan, korupsi juga terjadi di segala bidang. Kami tak pernah menikmati buat sendiri. Kami ikut nyumbang pembangunan rumah ibadah, menyantuni anak yatim, membantu korban bencana, menyokong olahraga, iuran tujuhbelasan. Banyak. Karena sebagai koruptor yang baik, kami tahu cara mengelabui. Dengan berbuat baik, kami menjadi dihormati. Duduk di depan bila ada hajatan, dan diminta bicara di pengajian.’’

LINK DOWNLOADNYA DISINI :
http://www.mediafire.com/?e6fr6gmzvyi8c55

Naskah Monolog IKUN SRI KUNCORO

IBU KITA RAMINTEN
Diangkat dari novel karya Muhamad Ali
Yang aku bayangkan adalah ruang pengadilan. Tapi ruang ini sekaligus juga harus hadir secara simbolik sebagai sebuah kungkungan, yang dengan itu berarti ia juga menindas, entah sebagai sebuah sistem (termasuk tata nilai, di sini) atau sesuatu hal yang lain yang muaranya pada konstruksi sosial.

Maka, bayangannya adalah pilar-pilar tiang dengan berbagai ukuran yang secara kompositif memberi efek visual menekan karena stage dalam pembayangannya hanya berisi sebuah tempat duduk terdakwa (Raminten), maka tiang-tiang ini harus dipermainkan dengan cahaya yang memberi aksentuasi atas suasana monolog Raminten. Jika ditemdukan ikon lain yang lebih menggugah tentu itu yang diharapkan.

Andai potensi teaternya mampu, yang aku bayangkan dari teater ini hanyalah teater auditif: sebuah rangkaian irama bunyi yang memukau (membuat penonton betah) yang muncul dari wilayah tekanik ucapan dan ilustrasi musik. Sehingga, Raminten tidak perlu beranjak dari kursi terdakwanya untuk sebuah spektakel yang lain.

Tetapi sejujurnya saya juga tak mengelak, andai prosesi latihan, proses penciptaan teater yang sesungguhnya memberikan penawaran lain yang sering tak terduga dan tak dibayangkan pada awalnya. Karena, sebenarnya, di situlah letak keajaiban teater.

"Panggung itu gelap, ketika lamat-lamat detak sepatu membentur ubin hadir semakin nyata dan berselah-selih dengan suara “ngremo” antara bunyi gamelan dan tembang, juga dentam besi dari gembok dan kerangkeng penjara. Sampai suasana menjadi".

LINK DOWNLOADNYA DISINI :
http://www.mediafire.com/?weci75jirovguor

Naskah Monolog RAHMAN SABUR

TOPENG
Wajah kita adalah topeng-topeng
Semua wajah bertopeng
Topengku dan topengmu saling menterjemahkan isyarat
Ayo! Siapa diantara kita bersedia menanggalkan topeng dirinya?
Aku tahu wajahmu dan kaupun tahu wajahku
Topengmu dan topengku saling menatap jahat!
Wajah-wajah dibalik topeng
Topeng-topeng bercengkrama dipanggung hidup
Lalu saling bunuh!
Topengmu dan topengku bergerak terus bergerak
Menarikan kehidupan
Menarikan kematian………….

Sebelum saya menjawab pertanyaan-pertanyaan sahabat saya, kiranya saya perlu menjelaskan, bahwa saya bukan lagi seorang Waska. Saya adalah seorang Semar. Dan siapa bilang saya ini sudah mati ? He……. he…….. he…….. itu kan hanya dalam lakon sandiwara saja. Sungguh saudara! Saya belum mati. Saya belum ingin mati. Saya masih cinta hidup. Kecintaan saya terhadap kehidupan ini begitu luar biasa ! kalau ada yang mendengar kabar bahwa saya telah mati, itu isyu ! jangan percaya ! orang saya masih hidup, dikatakan sudah mati ? bagaimana ini ? lalu dikatakan juga bahwa saya ini, katanya pernah bertemu dengan malaikat Jibril ? bohong itu ! Lha, saya hanya pernah bermimpi ketemu dengan almarhum Mbah saya. Masa Mbah saya dikatan malaikat ? itu mengada-ada……. Itu berlebihan. Jangan-jangan malaikat Jibril nantinya tersinggung dan almarhum Mbah saya juga tersinggung oleh fitnah ini.
Baik, sekarang pertanyaan mana lagi yang belum saya jawab ?
Oh ya ! tentang proyek “Jembatan Surga “. Proyek itu adalah proyek kemanusiaan - religi yang paralel dengan bisnis juga. Tidak apa-apa kan ? halalkan ? proyek itu juga bisa dikatakan sebagai rasa syukur saya kepada Tuhan yang telah memberikan rejeki yang berlimpah. Karena terus terang saja, kehidupan saya sebelumnya tidak seperti sekarang ini. Astaga ! saya jadi teringat kembali ke masa hidup saya dulu. Masa sulit dan pailit……… Tapi maaf………. Sekali lagi saya mohon maaf …….. saya harus segera pergi. Saya harus memimpin rapat para pemegang saham. Saya pikir, saya sudah menjawab semua pertanyaan. Maaf, saya harus segera pergi.

LINK DOWNLOADNYA DISINI :
http://www.mediafire.com/?ln7gfnw306pnbwc

Naskah Monolog RATNA SARUMPAET

MARSINAH MENGGUGAT
Kalau saja dalam kesunyian mencekam yang dirasuki hantu- hantu ini aku dapat merasakan kesunyian yang sebenar-benarnya sunyi. Kalau saja dalam kesunyian ini aku dapat menutup telingaku dari pekik mengerikan, raung dari rasa lapar, derita yang tak habis-habis. Kalau saja sesaat saja aku diberi kesempatan merasakan betapa diriku adalah milikku sendiri....

Apa gerangan kata Ayahku tentang waktu yang seperti ini.... Kejam rasanya seorang diri, diliputi amarah dan rasa benci. Tersekap rasa takut yang tak putus-putus menghimpit..... Ketakutan yang tak bisa diapa-apakan..... Tidak bisa bunuh, atau dilawan.....

Suara-suara itu.... Dia datang lagi.... Seperti derap kaki seribu serigala menggetar bumi....
Mereka datang menghadang kedamaiku..... mereka mengikuti terus..... Bahkan sampai ke liang kubur ini mereka mengikutiku terus....

Kalau betul maut adalah tempat menemu kedamaian..... Kenapa aku masih seperti ini?
Terhimpit ditengah pertarungan-pertarrungan lama.... Kenapa pedih dari luka lamaku masih terasa menggerogoti hati dan perasaanku...... Kenapa amarah dan kecewaku masih seperti kobaran api membakarku ?

Dengan berbagai cara nek Poeirah, nenekku, mengajarkan kepadaku tentang kepasrahan..... Dia mengajarkan kepadaku bagaimana menjadi anak yang menerima dan pasrah...... Pasrah itu yang kemudian menjadi kekuatanku..... Yang membuatku selalu tersenyum menghadapi kepahitan yang bagaimanapun. Kemiskinan keluargaku yang melilit...... Pendidikanku yang harus terputus ditengah jalan.....

Perempuan ini jugalah yang mengajarkan kepadaku betapa hidup membutuhkan kegigihan...... Tapi kegigihan seperti apa yang bisa kuberikan sekarang...... Pada saat mana aku sudah menjadi arwah seperti ini, dan mereka masih mengikutiku terus ?

Sulit mungkin membayangkan bagaimana dulu kemiskinan melilit keluargaku...... Bagaimana setiap pagi dan sore hari aku harus berkeliling menjajakan kue bikinan Nenekku, demi seratus duaratus perak. Aku nyaris tak pernah bermain dengan anak-anak sebayaku. Kebahagiaan masa kecilku hilang...... Tapi aku ikhlas...... Karena dengan uang itu aku bisa menyewa sebuah buku dan membacanya sepuas- puasnya.

LINK DOWNLOADNYA DISINI :
http://www.mediafire.com/?m77ljpsd5zm14oe

Naskah Monolog N. RIANTIARNO

CERMIN
Kau tanamkan bibit di sini. Tumbuh sedikit demi sedikit hingga berbunga, waktu kelopak bunga itu merekah, dia bersuara seperti terompet. Suaranya memekakkan telinga. Dan Sunniii…gemanya! Gemanya melengking! Tak tahan aku untuk tidak berbuat apa-apa. Dan bisik-bisik itu. Bisik-bisik yang memerintahkan aku supaya melakukan niatku, musnahkan! Musnahkan Hancurkan! Hancurkan biar jadi abu sekalian. Dari abu kembali jadi abu, kata bisik-bisik itu dalam telinga.

Kekuatan bumi menarik kakiku dalam-dalam, menyeret dan membakarku dalam inti magma yang paling panas! Aku merungkuk, makin merungkuk, Rasa panas yang terkutuk membakar, memadat dalam dada. Menyiksaku tanpa ampun, hingga hari itu tiba, kau tahu seluruh tubuhku gemetar. Panas dan dingin menjadi satu seperti nerapa. Dan kau tahu, kau tahu, kekuatan aneh itu yang memaksaku untuk jadi babi gila. Menyeruduk ke mana saja nalurinya memerintahkan untuk meyeruduk. Aku menyeruduk. Apa saja yang kulihat, kulihat sebagai musuh. Harus dihancurkan dalam sekejab! Tapi yang kuseruduk rupanya tembok-tembok besi…..Lihat……. dua taringku patah, tak lagi bisa dijadikan senjata. Sebagai perhiasanpun cukup buruk kan? Kalau aku ini tentara, maka aku tentara yang tidak baik. Tidak punya disiplin, kurang taktis, tidak mampu mengontrol emosi serta tidak perduli pada batas-batas dan ukuran.

LINK DOWNLOADNYA DISINI :
http://www.mediafire.com/?qiwjgqyhqsvrk9o

Naskah Monolog N. RIANTIARNO

DUA CINTA
N. Riantiarno
AS
Tidak. Tidak. Makin lama aku semakin yakin, nasibku jauh lebih baik dibanding nasibmu. Lihat seluruh wujud dirimu! Kamu nampak lebih tua. Padahal umur kita sebaya. Aku yakin batinmu menderita. Salah sendiri, kenapa kamu pilih Sis. Apa dia? Siapa? Apa hebatnya? Kaya? Luar biasa? Jenius? Nol besar. Cuma kantung nasi. Banyak sekali kekurangannya. Dia sama dengan kekurangan. Gampang bosan, dan waktu itu, lontang-lantung. Kantungnya selalu kosong. Bahkan dompet pun dia tak punya.
Sis parasit. Benalu bagi keluarganya. Dan aku tidak mau menikah dengan lelaki yang jelas-jelas kasih isyarat tak akan mampu bertanggungjawab. Sekali benalu, sulit diperbaiki. Masih begitu ‘kan dia sekarang? Aku tak percaya Sis sudi mengotori tangan, bekerja banting tulang demi keluarga. Sis bukan tipe seperti itu. Dia priyayi, menak, yang mengharapkan segala sesuatunya sudah tersedia di atas baki emas. Tinggal mengunyah seperti kerbau. Lebih gemar bermalas-malasan, tapi maunya selalu dihormati.
Sis memang ganteng. Arjuna. Rama. Banyak gadis tergila-gila. Mabok kepayang. Lupa diri, tidak peduli, asal bisa selalu dekat. Aku, kamu, Maria, Tuti, Meinar, Dewi, dan masih banyak lagi yang kena jerat kegantengannya. Tapi wajah ‘kan bisa berubah. Sekarang badannya pasti mulai gemuk. Perut buncit, rambut di kepala rontok, menipis, malah mungkin sudah botak dia. Berapa gigi yang copot? Sudah pakai gigi palsu? Jalannya? Kian lamban ‘kan? Pasti berbagai penyakit datang. Darah tinggi, gula, asam urat, rematik, jantung. Entah bagaimana dia di ranjang. Apa masih suka bikin kejutan, dan tiba-tiba menyerang? Atau, sudah tak mampu lagi dia?
(TERTAWA)

Jangan tersinggung. Jangan marah. Cuma bercanda. Kami belum pernah saling menyentuh. Mimpi-mimpi remaja cuma kusimpan dalam benak. Jeratmu ternyata jauh lebih ampuh. Sis menyerah, tak berkutik. Sejak itu dia tak mau lagi menengok gadis-gadis lain. Cuma kamu. Aku akui, itulah hari berkabung bagi kami semua. Hari ketika sumpah serapah meledak dan kamu dibenci banyak gadis. Nasib. Takdir. Pernikahan kalian. Sialan.

Mungkin takdir juga yang mempertemukan kita di sini. Tidak tahu, untuk apa kamu di sini. Tidak tahu juga mengapa aku ke mari. Tapi aku tahu, dulu kalian sering bercintaan di sini. Di bangku ini. Jangan salah sangka, aku tidak pernah mengintip. Cerita itu sudah jadi rahasia umum. Kami sering menggosipkannya dengan hati kesal dan cemburu.

LINK DOWNLOADNYA DISINI :
http://www.mediafire.com/?hf5e62fd79zoqao

Naskah Monolog PUTU WIJAYA

BLOK
Putu Wijaya


TERMENUNG
Aku sebenarnya sedih. Dia lakukan semua itu karena diatidak punya apa-apa lagi. Diaa tidak punya kesempatan. Dia tidak punya bakat. Dia tidak punya ornga yang bisa menolong dia. Semuanya sudah di protoli, dia lakukan semua itu , karena sebenarnya tidak ada yng bisa dia lakukan lagi, kecuali menunjukkan kemaluannya setiap kali dia tidak berdaya.

SEMBUNYI – SEMBUNYI MENOLEH, MENJERIT, DAN MENUTUP MATANYA
Aaaa! Ya Tuhan! Jangan lakukan itu Dedy! Jangan didepan nenek kamu! Kamu kualat! Tdak! Aku tidak lihat semua ini . masak dia mau memotongnya didepan mataku. Jangan Dedy, Jangan! Jangan sekarang, sudah terlambat! Kamu coba saj hidup dengan apa adanya itu! Tidak hanya kamu sendiri, memang ada beberapa orang dapat dua sekaligus. Betul! Jadi komplit. Ya betul, yin dan yang! Ya ! Begitu! Ah aku tidak bisa menjadi semua ini.

IA BERGEGAS KE PINTU, TERKEJUT
Siapa ya? Siapa Ery? Kamu Ery? Sudah terlalu malam begini kamu mau ngapain? Tidak bisa. Minta maaf tidak bisa malam-malam. Kemarin pagi-pagi mestinya. Paling telat sore-sore . malam-malam begini aku sudah tidur. Aku tidak mau dengar orang minta maaf waktu aku sedang tidur. Kamu boleh datang kemari besok pagi, waktu mataku sudagh melek. Kalau aku masih bisa bangun, sebab mimpiku jelek sekali mala mini. Kamu boleh minta maaf kalo kamu sudah siap, supaya aku mampu bilang tidak.sebab orang yang berkhianat pada Ery, tidak usah dimanfaatkan.kalau aku memaafkan pengkhianatan kamu akan jadi kabur. Menyeberang pada musuh dengan alas an apapun, tak berdaya karena cinta, karena terpaksa, karena alpa, karena disantet, karena ditipu, karena apapun alas an kamu, itu tetap pengkhianatan. Dan pengkhianatan tidak boleh lagi dihaluskan dengan kata-kata menyeberang, mendapat pikiran baru, ganti pandangan, penyegaran, tidak bisa! Memangnya pariwisata!itu hanya ulah penafsir-penafsir kehidupan yang sudah sesat. Itu namanya dagang yang Cuma mau ngejar untung. Pengkhianatan kejahatan-kejahatan yang lain,atas nama apapun, mesti tetap kejahatan, agar buku sejarah kita tidak kacau lagi. Sudah waktunya sekarang bertindak tegas. Dan saipa saja nanti juga boleh bertindak begitu kepadaku. Kalau yang aku lakukan ini adalah kekeliruan dan kejahatan. Aku tidak sdi disulap menjadi kebaikan hanya gara-gara aku sudah mati.

LINK DOWNLOADNYA DISINI :
http://www.mediafire.com/?16zb4xehl0w68ey

Kamis, 02 Februari 2012

Naskah Monolog BENNY YOHANES

ARKEOLOGI BEHA
Benny Yohanes (BENJON)

Ini masalahku selalu gagal menebak jenis kelamin agama, tapi aku yakin Tuhan itu satu supaya gampang untuk membunuhnya!

Aku haruslah melacur untuk menikmati tubuh sebab laki-laki tak pernah punya tubuh dan sedekahku adalah kondom-kondom bekas untuk penduduk yang tergusur.

maka kasihanilah laki-laki sebab bila bersetubuh maka seluruh tetek yang dihisapnya adalah puting-puting dari pada kumpulan seluruh dosanya. tapi bila tidak bersetubuh ia akan mati!

Arkeologi Beha hanyalah sebuah kisah dan sebuah kisah adalah cara membahasakan kesepian yang tak berjembatan dan tak ada yang lebih buruk dari pada kisah yang masuk akal.

sebuah beha adalah gerbang untuk membuka neraka yang riang di tenggel rumahmu.

LINK DOWNLOADNYA DISINI :
http://www.mediafire.com/?blbduokcxkx9aa0

Selasa, 31 Januari 2012

SIAL

PENTAS TEATER FATARIA "S I A L"


TEATER FATARIA akan mementaskan naskah "SIAL" yang ditulis dan disutradarai oleh Mawardi anggota angkatan 2010. Naskah ini menceritakan Kebahagiaan dalam berumah tangga selalu memang diharapkan oleh siapapun, namun terkadang kita lupa terhadap semuai itu lantaran kita dalam keadaan miskin, bahwa anggapan orang-orang, orang miskin tidak berhak menerima cinta, ituadalahanggapan yang salah.
Dan juga dalam kehidupan keluarga ketika kita dalam keadaan sudah tua kita jarang mendapatkan cinta pula. Semua permaslahan ini berawal dari masalah kecil yang dibesar-besarkan. Maka dari itu tidak dapat kita pungkiri bahwa semua akan merasakan itu. Dan itu tidak jarang kita temui dalam kehidupan keluarga.

PRODUKSI TEATER FATARIA Kali Ini akan dipentaskan di Acara KTP (KOLOM TEATER PAMEKASAN) yang diselenggarakan oleh Teater OPIS Sumber Duko Pakong Pamekasan, Pada Tanggal, 5 Februari 2012. Tempat Pelaksanaan : GEDUNG SERBA GUNA WARU Pamekasan

Kumpulan Cerpen "SURAT DARI PRAHARA"

Telah Terbit


Endorsement :
Yusri Fajar bercerita tentang orang-orang yang terpaksa atau sengaja meninggalkan tanah kelahirannya…karena itu (sekaligus) dipaksa untuk mengakomodasi tanah air baru, meski tatanan sosial, budaya, dan prasangka ras membuatnya tidak bisa segera beradaptasi. (Beni Setia, Pengarang)

Kisah-kisah kehidupan di Eropa dipindahkan Yusri dalam bahasa sastrawi, meloncat hingga ke tanah air Indonesia. Mencolok mata, bahwa tidak semua yang ada di ranah Eropa itu indah. (Krisna Diantha, Wartawan Sindo, menetap di Swiss)

Yusri memotret ‘sindrom eropasentrisme’ dari sisi berbeda. Tokoh ‘Sang Lain’ (the other) berbicara bukan sebagai ‘counter-discourse’ tetapi lebih mengomentari dirinya sendiri, tentang posisi ambigu anak manusia di atas bumi. (Mashuri, Sastrawan dan Pemenang Sayembara Novel DKJ 2006)

Kumpulan cerita ini menyeret imajinasi saya untuk mengambil sepotong baju hangat dan segera membuka pintu, terbang ke negeri-negeri Eropa bersama cerita yang disajikan. Karya ini membuka dinding-dinding batas antar negara dan mengasah kepekaan sisi humanitas kita untuk lebih bijak dalam menyikapi perbedaan. Narasi yang kuat dan teliti untuk setting tempat menambah keelokan cerita. (Dyah Eko Hapsari, Pembaca Sastra dan Pengajar Fakultas Ilmu Budaya UB)

Penceritaan yang lugas membuat pembaca kumpulan cerpen ini akan mendapatkan banyak hal mengenai gambaran hidup dan kehidupan di Eropa. Selamat membaca. (Syafiq Hasyim, Penulis Buku dan Peneliti, Alumnus Universitas Leiden dan Frei-Universität Berlin)

Minggu, 29 Januari 2012

PUISI MAWARDI

AKU YANG MELAMBAIKAN
DARI MIHRAPMU

setahun aku berada dalam rahimmu
mengeja alfabet yang tak aku hafal-hafal
menjadikanku melambaikan tangan
untukmu….
lepaslah dari jeratan yang mengurungku
entah karena apa aku ingin kembali mengais
tawaran yang pernah ditawarkan sebulan lalu
setelah kepergianku
dari rahim sucimu
mengambil semua anugrah Ilahi
menjadi kalung yang erat aku kalungkan.

Pamekasan, 04 Mei 2011


SELAMAT PAGI PAMEKASAN

selamat pagi Pamekasan
katanya kota gerbang salam
tapi mengapa banyak orang tak pakai salam?

selamat pagi Pamekasan
katanya kota pendidikan
tapi mengapa banyak yang berseleweran
di amperan?

selamat pagi Pamekasan
katanya menjunjung ajaran Islam
mengapa banyak kutemukan berandalan berkawanan?

selamat pagi Pamekasan
katanya stop kemiskinan
tapi masih banyk penjual kacang dimana-mana?

selamat pagi Pamekasan
katanya patuh aturan
tapi mengapa banyak tak pakai aturan?

selamat pagi Pamekasan
katanya lagi kota Batik
tapi jarang melihat orang pakai batik
malah celana jins dan kos toking yang melekat

ah... itu hanya guyonan dan permainan
yang dipentaskan dalam pertunjukan

Pamekasan, 06 februari 2011


MENGUBUR LARA

darah_mengalir_basah
di ujung penantian pengembara
lamat-lamat pun enggan
untuk sekedar hadiahkan
seujung rambutnya
sebagai bahan pesta
_pesta malam ini, sebab ini adalah penghianat
dan antek-antek pujangga
akan ajaran Plato tentanag agama

tak mungkin ada kembang
bertaburan kemenyan mengambang
_dihalaman rumah
kecuali mereka yang asyik bernostalgia
dengan secangkir vokda
dan kemaluan pelacur di jalan gelap-gelap

Longos,Madura, 20-02-2011


MAWARDI, lahir pada tanggal 05 Maret 1991, tepatnya di Desa Longos Kecamatan Gapura. Kabupaten Sumenep. Masa kecilnya ia habisksan untuk menempuh Jenjang Pendidikan Dasar (MI) di Raudlatul Musytarsyidin di desanya hingga selesai. Setelah lulus dari bangku Sekolah Dasar dilanjutkannya ke Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin Gapura Timur Gapura Sumenep. MTs dan MA nya juga di sana. Saat ini tengah menjalani hari-harinya yang berat campur remang di STAIN Pamekasan. Pernah menjabat sebagai Ketua Umum Sanggar Relaxa di MA Nasy’atul Muta’allimin Gapura selama 2 periode. Sekarang ia aktif di SANGGAR TEATER FATARIA anggkatan 2010 dan tetap aktif menulis sampai sekarang.

Minggu, 22 Januari 2012

PUISI MULYADI (Ching Hong)

GAPAILAH TUHAN

Tidak ada kematian karena satu dalam hakikat
Satu dalam satu adalah sejati manusia
Semuanya tidak ada awal dan akhir
Karena semuanya abadi dalam hakikat sejati

Kafirlah dari hegemoni agar nampak rahsia diatas rahasia
Murtadlah dari kebenaran mata karena itu bisu dan buta
Satukanlah hati agar lahir tuhan sejati
Pasti satu, ibarat laut dan pantai

Gugatlah tuhan agar iri tuhannya indra
Iblis bisa menggugat apalagi kita bukan
Mari semua gugat agar berselerayan darah-darah tuhan
Tuhan Allah, tuhan ibu, tuhan anak adalah benar

Benarkah mereka agar tumbuh yang satu
Jangan takut, ragu dan gentar
Karena semua wujud dalam satu, ha….ha…ha…..
Kafir………!! Murtad…….!! Benar……….!



TUAN ATAUKAH TUHAN

Tuan!!!!!!!!!!!!!!!
Tuhan !!!!!!!
Saudara!!!!!!!!!!!!!!!
Mas!!!!!!!!!!!!!!!!
Taretan!!!!!!!!!!!!!!

Siapa dirimu
Dari mana dirimu
Kenapa dirimu
Ada apa denganmu

Jalanmu bagiku adalah kebisuan yang terluka
Kata-katamu bagiku adalah malaikat mungkar yang berwajah seram tapi benar
Sedangkan etika, and moralmu bagiku adalah jejak nabimu
Tapi isi hatimu Sendiri Tahu hanyalah tuhanmu sendiri

Teruskanlah isi hatimu sendiri berjalan di atas siratul mustakimmu
Padahal umatmu tidak tahu menahu tentang kebenaranmu
Umatmu juga tercipta dari otak-otak manusia yang sebelumnya
Terus !!!!!!!
Kenapa kamu sendiri mengubah otak mereka yang mendoktrin sendiri untuk tidak menyembahmu !!!!!!!!!!!!!!

Pikirkanlah dirimu dan pikirkanlah umatmu !!!!
Sebelum mereka menyembah berhala yang tidak dipercaya selama ini
Selamat berjuang tuan, mas, taretan, !

Aku dan ummatmu butuh orang yang dipercaya
Bukan titah yang terlema !!!!!!!!!!!!!
Satu ikatan bathin yang tertindas



SINGA PADANG PASIR

Deraian air mata berselerayan laksana ombak
Darah berserakan dimana-mana menjadi bukti history
Pedang menghunus kesegala arah tuk menumpas rezim-rezim
Pantang mundur tuk meraih kesejahteraan

Umar bin khataf menjadi singa di padang pasir
Taringnya menggoncang kerajaan Abu lahab
Dengan tatapan matanya matahari menjadi kedau
Mengamuk bagaikan halilintar yang menyambar

Denyut jantung berbunyi dak duk dak duk
Karna gertakan satria bersorban
Tuturnya. Kan ku tumpas syaitan yang menghalangi jalan tuhan
Biar menjadi kabut hitam yang menghantui neraka

Laksana ombak yang menghantam karang sampi ludas
Dialah penebas ranjau-ranjau kebutaan
Pantang mundur walau halilintar menyambar
Karena dia orang yang telah memenggal kepala syaitan



WANITA BERWAJAH DEWA

Di selat mata kumelihat dia
Genggam tangannya mesra
Hasrat hati selalu memanggil namanya
Tuk berpacot dalam mahligainya

Anganku berterbangan di angkasa
Tuk menggapai pelamina cinta yang membara
Engkaulah insan penyegar mata
Menyilaukan hati hingga tercipta rasa cinta

Bergelora sukma di dada
Memandang wajahnya jantik jelita
Aduh hai...........! indahnya
Hingga kumabuk kepaya

Semilir angin surga
Membuatku larut dalam cinta
Hatiku dirantai pesona berahma
Bersulam semu tuk memburuknya

Aku tersipu dalam dunia fana

Deraian air mata menjadi purnama
Permadani beralaskan sutra
Hingga kuterbuai oleh bujuk rayunya

Kau sulap mata dengan cinta
Hingga kau menjadi penawar dalam duka
Keayuanmu meruntuhkan iman hamba
Hingga kutak berdaya sebagai insan biasa

Engkau wanita setengah dewa
Bersilat lidah dengan madu kata
Bertingkah seperti dewa
Hingga menggugat hati tuk bercinta

Inikah cinta yang bersarang di dada
Hingga aku lupa pada semuanya
Apakah makna cinta
Hingga kutak berdaya

PUISI WELLY

PENJARA SUCI

Di ruang kegelapan yang penuh dengan kemunafikan
Aku lahir dalam kehinaan
Aku tumbuh dalam kesuraman

Kini……
Aku menjadi bagian dari orang-orang yang nista
Darah dan dagingku membeku menjadi dosa
Hati nuraniku kini sudah terlena
Oleh buaian cinta belaka

Dalam karangkeng kesucian
Aku mengabdi dengan kesetiaan

Aku hidup penuh kesopanan
Dan kini……
Aku mati dalam keimanan
Kun fayakun…….



KETULUSAN HATI

Sedihku, sakitku, kuterima
Kurela, kupasrah, jalanku……
Ini suratan aku dicoba
Demi rahmat-Mu kumemohon

Ya…. Allah ridhai ketulusan hati
Ya…. Allah beri aku ketabahan
Ya…. Allah aku sanggup berkorban
Demi rahmat-Mu ya….. Allah



HARI KEMENANGAN

Sebulan penuh puasa
Menahan haus dan lapar
Menahan nafsu dan amarah

Meningkatkan keimanan dan ketakwaan
Membutuhkan cinta dan keridhaan
Meraih sabar dan keikhlasan.

Bila panas menerka sampai kemuara tahta
Langit pun terbanting ditangisi bidadari
Embun pun berlara mengejar gemoruh tertatih-tatih
Menggapai sembilu di atas mega

Kemana aku harus injakkan kaki ini
Sedang dunia tak peduli lagi
Atas keadaan dan keberadaanku
Selamat tinggal masa lalu
Semoga hari-harimu terangi rambulan
Dari sinar yang senantiasa setia temani
Di peraduan malam

PUISI ELUNG SPARROW

DHIBUH

Seorang pengemis datang kerumah kemaren.
baru dia mau bicara
istriku yang baru datang dari belanja
teriak keras melengking pas di depan mukanya.
Istri tetangga sebelah susul teriak histeris
suaminya bunuh diri setelah pertengkaran selama dua hari
Anak perempuanku berteriak pelan berulang-ulang
entah apa yg dilakukan dikamar mandi.
Sementara Ibuku sudah seminggu ni membisu dan tidak lagi kedapur
dia habiskan hari-hari di tempat sholat
menguras air mata dengan do'a-do'a.
eh…. bapakku diam saja bibirnya gemetar mengeluarkan asap
menatap nanar ke ladang depan rumah

Pamekasan, oktober 2009




HISTERIA

Malam-malam yang menyimpan rahasia kebenaran dan kejahatan
Melahirkan batu karang juga pohon-pohon.
Menjadi laut juga hutan.
Aku masih tinggal di terik lengkap dengan bayang-bayang.
Malam bulan terang, malam lampu temaram.
Aku tinggal lengkap dengan bayang2.
Malas, kesal,aku terancam.
Aku pergi tetap dengan bayang2.
Kegelap aku sampai
Tak lagi dengan bayang2.

Pamekasan, September 2009




PERSEMBAHAN

Sebuah pagi yang mengagumkan, matahari berkerudung mendung
Hadiah pertama untuk tanah yang mendekap darah dan tulang daun hijau negriku
Do'a-do'a penjuru dunia sejuk dalam haul kemegahan sejarah
Disinilah kembang seroja dan api suci menyatu dalam sumpah abadi




-…-
Dini hari yang gemetar, rembulan tengelam ke samudra. tiga arus lembut deras bersekutu menjadi kekuatan maha dahsyat. habislah aku.........!

Nopember, 2009
ELUNG SPARROW

Sabtu, 21 Januari 2012

PENTAS TEATER Naskah "LUKA"

PRODUKSI TEATER FATARIA kali ini adalah Naskah Teater berjudul LUKA karya Hady Francesca аkаn dipentaskan dі Universitas Adi Buana (UNIPA) SURABAYA di Acara PENTAS STUDI dan PARADE TEATER JAWA TIMUR yang diselenggaran oleh TEATER GEO, 28 Jаnυаrі 2012 mendatang. Pementasan іnі, menurut Hady Prancesca, punya arti khusus. Sеbаb sederet ambisi baik secara emosional yang tercatat dalam diri kita terkadang terlupakan oleh sejarah legenda pribadi masing-masing manusia.

Naskah yang ditulis oleh Hady Francesca mengisahkan naluri manusia terhadap apa yang ingin dimiliki dan diraih secara emosional dalam diri manusia itu sangat rahasia dan tidak lepas dari roda kehidupan manusia yang berbeda-beda dalam menjalani ruang kejadian & peristiwa dalam dirinya setiap zamannya digambarkan secara gamblang dan dramatis ke dalam pertunjukan teater.

Konsep pementasan ini adalah dengan memaksimalkan konvensi atau aturan main sebuah pertunjukan yang diungkapkan dalam poin ini, karena menggunakan pendekatan gaya presentasional, maka bahasa dialog antaraktor menggunakan bahasa yang puitis. Gerak laku aktor distilisasi atau diperindah sekaligus memberikan ruang apreasiasi kreatif bagi penonton.

CATATAN SEJARAH & PRODUKSI TEATER FATARIA



Berangkat dari kesadaran dan semangat mahasiswa STAIN Pamekasan, yang pada saat itu masih menjadi cabang dari IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan pada saat itu pula masih Cabang IAIN Sunan Ampel Pamekasan ini masih mempunyai satu fakultas yaitu hanya fakultas TARBIYAH.
Makmun Syai yang pada saat itu menjabat sebagai ketua senat, akhirnya juga berusaha untuk mendirikan UKM SB (Seni dan Budaya) dengan mengadakan kerja sama dengan para aktifis kampus lainnya,yakni untuk mengajukan inisiatif tersebut pada Dekan IAIN Sunan Ampel Pamekasan untuk mengajukan pendirian UKM SB pada saat itu. Namun pengajuan tersebut tidak langsung diterima oleh dekan IAIN Sunan Ampel Pamekasan pada saat itu, karena beberapa alasan,yang salah satunya adalah komunitas SB khususnya komunitas teater masih belum bisa sepenuhnya diterima dilingkungan kampus pada saat itu, namun meskipun begitu para aktifis kampus pada saat itu tidak putus asa untuk mendirikan UKM SB tersebut, yang pada akhirnya dengan beberapa kali pengajuan, usaha mereka diterima sehingga akhirnya lahirlah UKM SB dan pada saat itu pula TEATER FATARIA Lahir tepatnya pada tanggal, 11 Desember 1991.
Setelah itu para aktifis kampus tersebut dengan segera mengadakan rapat untuk penentuan nama teater IAIN Sunan Apel Pamekasan ini. Pada sat itu pula perdebatan alot terjadi, dan nama yang diajukan ada dua opsi yaitu FATAR (Fakultas Tarbiyah) dan FATARIA (Fakultas Tarbiyah IAIN),dengan perdebatan alot akhirnya FATARIA yang disahkan menjadi nama teater IAIN Sunan Ampel Pamekasan.
Teater fataria Mengemban Visi Menjadikan Teater Fataria sebagai Organisasi Seni kampus terdepan serta dapat melaksanakan Tri Dharma PerguruanTinggi serta dengan Misi mengembangkan anggota Teater Fataria menjadiinsan yang apresiatif, aspiratif, produktif, kreatif dan serta peka terhadap perkembangan sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi.


CATATAN TEATER FATARIA

1991-1992
• Berdirinya Teater Fataria
• Pentas Musikalisasi Puisi,dan Dramatisasi Puisi.

1993-1994
• Pentas “penggali kubur” karya Putu Wijaya.
• pentas “Geger”.

1994-1995
• Pentas “Katarsis” Pasongsongan Sumenep.

1995-1996
• Pentas “Republik Raja KERAJAAN” DINAS P&K Pamekasan.

1996-1997
• Menjalin kegiatan bersama komunitas madura.


1997-1998
• Work Shop Teater se-Jawa Timur.
• Pentas bareng:
a. Coca-Cola (Teater 20 IAIN Sunan Ampel Surabaya)
b. Phobia (Teater HASTASA IAIN Sunan Ampel Surabaya).
c. Samudera (Teater FATARIA STAIN Pamekasan).

1998-1999
• Pentas Out Door “MANUSIA TOPENG”

1999-2000
• Pembinaan Teater di Luar Kampus.

2000-2001
• Pentas Monoplay “Ketika Daun Emas Memerah” di Surabaya.
• Pentas Monolog “IndoneSia-Sia” di SMUN 3 Pamekasan.
• Pentas “SU” bersama Teater 20 di Surabaya.
• Workshop teater se JawaTimur.
Terbitnya Bulletin Budaya “TEATER”.

2001-2002
• Pentas “SANG GURU”
• menggarap Teaterikalisasi Puisi dengan menggunakan alat musik tradisional.
• Pentas Keliling 3 Kota “Mangupa” (IAIN Surabaya, UDHARTA Pasuruan, UNISMA Malang).
• Pentas “Cinta Terlarang” di SMUN 3 Pamekasan.
• Pentas “SEMAR” Ultah HASTASA IAIN SunanAmpel Surabaya.
• Pentas “Sang Bonar” (Jojo) di STAIN Pamekasan.

2002-2003
• Menjadi Anggota “KARTIMURI IV” di Bali

2004-2005
• Menjadi Juara 2 Festival Seni Dramatisasi Puisi antar Umum se-
Madura.
• Teaterikal memperingati Aids dan HIV se-Dunia di Sampang.
• Pentas Tari klosal ”RONGGO SUKOWATI” dalam memperingati hari jadi Pamekasan (Naskah/Sutradara : Brojol Seno Aji).
• Pentas eksperimen ”TONNY” (SEMAR) pada penutupan Workshop senimatografi dan festival Monoplay se-Madura di STAIN PAMEKASAN.
• Workshop senimatografi dan festival Monoplay se-Madura.
• Pentas kolaborasi ”AMORAL” Unijoyo Bangkalan.

2005-2006
• Antologi Puisi Teater Fataria”Maafkan, Kau Kulahirkan Zaman Ini”
• Pentas “Topeng-Topeng” (Cendol).
• Pentas tunggal “Nyanyian Negeriku”se- Madura.

2006-2007
• Pentas “Buruh Migran” memperingati hari Buruh dan AIDS se Dunia di Sumenep.
• Musikalisasi Puisi memperingati MOLANG AREH Teater JINGGA Pamekasan.
• Pentas Study dan Dies Maulidiyah teater Fataria ”ARESADU”.
• Pentas “Madura Menggugat” (Sutradara : Helap) TEMU TEMAN 5, di UIN Malang.
• PENTAS LAB “Manunggaling Kawula Gusti” (Naskah:Jojo, sutradara : Cendol) Pamekasan.

2007-2008
• Pentas musikalisasi puisi, memperingati Molang Areh teater GENDEWA Sumenep.
• Pentas Study dan Dies Maulidiyah FATARIA “Depresi” (Naskah/sutradara : Faqih) dan “Sketsa Hidup”(Naskah/Sutradara : Sawari Bonk’s) STAIN Pamekasan.
• Pentas “SUNGSANGSARA" (Upacara terakhir) ” (sutradara :Cendol) pada Parade Teater Pamekasan – Sumenep.di STAIN Pamekasan.
• Pentas “MANUGGALING KAWULA GUSTI II”di Festival Teater Pelajar dan Umum Se Madura.di STAIN Pamekasan.
• Pentas “Depresi II”, di Festival Teater Pelajar Dan Umum Se-Madura di STAIN Pamekasan.
• Antologi Puisi Fataria: “Seruas Detak”.
• Mengadakan Festival Baca Puisi (SD, SMP, SMA) se-Madura dan Festival teater (SLTP,SLTA, dan UMUM) se-Madura.

2008-2009
• Pentas teater ”Rasety” (Naskah & Sutradara: Guguk) di ULTAH sanggar PADI Sumenep.
• Pentas “Pilih Lah Pilah” (Naskah & Sutradara : Faqih Usman Dedja), pada Temu Teater Mahasiswa Nusantara (TEMU TEMAN VI) di Surabaya.
• Pentas teater terbuka "Air Mata Ibu" dalam jambore kesenian se-Jawa Timur. (Karya/sutradara: elung) di Sumenep
• Workshop teater (keaktoran dan Penyutradaraan) se-Jawa Timur di Auditorium STAIN Pamekasan.
• Pentas keliling "Anjing Ibu Bernama Popy" 3 kota (Jakarta, Bandung, Solo) (karya & sutradara: Dodi Yan Masfa).
• Pentas"Kobhung" pada Temu karya teater VIII se-Jawa Timur di UNISDA Lamongan (Karya & Sutradara: Elung)
• Pentas"Kobhung" di UNIJOYO Bangkalan (Karya : Elung, sutradara: Jojo)
• Menghadiri TEMU TEMAN VII di Sasana Budaya Singaraja Bali.
• Pentas" Agen Of Chengeng" pada acara OPAK STAIN Pamekasan (karya & sutradara: Giring)

2009-2010
• Pentas Study pada Dies Maulidiyah Fataria XVIII “Merah Mata Putih Tulang “ (karya & sutradara cinghonk), “Kopok” (karya & sutradara Bahriyan), “Bertopeng Merah Putih” (karya & sutradara Hadi).
• Pentas teater di Teater AKURA UNIRA. ”Agen Of Cengeng” (karya & sutradara: Giring).
• Pentas teater di SMK III Pamekasan dalam acara ulang tahun Teater KAGED. “Maulid Nirtama” (Naskah: Cinghonk, sutradara Kuswan Dech).
• Pentas Teater di STIKA Guluk-Guluk Sumenep. “Kau Ku” (Naskah: Dicky sutradara: Faqih Usman Dedja).
• Performent Art pada Refleksi 1 Tahun Jembatan SURAMADU bersama komonitas Teater Se Madura di kaki jembatan Suramadu.
• Pentas di GEMA IAIN Sunan Ampel Surabaya dalam Dies Natalis Teater Sabda. “Om….Maranatha” (karya & sutradara: Mulyadi Cinghonk).
• Performent Art "Green Art" di Taman Budaya Cak Durasyim Surabaya. “Pesan Dari Bumi” (Karya: Guguk).
• Pentas teater di Pantura. ”Luka-Luka dan Gelisah” (Karya & sutradara: Elung).
• Pentas teater di Gresik dalam penutupan workshop wawasan kebangsaan. “Indonesia dan Saudara Tirinya” (karya & sutrdara: Giring).
• Mengadakan Workshop Artistik di Auditorium STAIN Pamekasan
• Mengadakan“Show Kreatifitas Madura II” yang dikemasdenganLombamewarnaitingkat TK, Festival Baca Puisi Tingkat SD, SLTP, SLTA / Sederajat, Festival Teater Tingkat SLTP, SLTA / SederajatdanUmum Se Madura.. Di Auditorium STAIN Pamekasan.

2010-2011
• Performent Art di Lapangan Wijaya Kusuma Sampang dalam memperingati hari sumpah pemuda. “Luka Negeriku” (Karya: Giring).
• Performent Art di Kampus STAIN Pamekasan dalam memperingati hari Pahlawan. “Kau dan Do’a” (karya: Elung).
• Mengadakan Performent Art, memperingati Hari IBU di kampus STAIN Pamekasan “Pesan Buat Emmak” (Karya Mahrus Guguk).
• Pentas Study pada Dies Maulidiyah Teater Fataria ke XIX dan Parade Teater se Madura. ”Oreng Bini’ Kembenga Ateh” (Karya: Cinghong, Sutradara Kuswandi Dech). ”Lena Tak Pulang” (Sutradara: Zainal). ”Sang Mandor” (Sutradara: Dicky). ”Lost” (Karya & Sutradara: Faqih Usman). di Auditorium STAIN Pamekasan.
• Pentas teater “cerita buram rembuan” (karya: guguk sutradara: elung) pada cara DAULAH STAIN Pamekasan di aula STAIN.
• Pentas teater “Nasher” (Karya sutradara: guguk) di Aula UNIRA Pamekasan.
• Pentas teater “Pengembara Anashir” (karya & sutradara: Mulyadi Cinghoung) di Aula UIM Pamekasan.
• Pentas keliling “LOST” (karya & sutradara: Faqih Usman Deja) di Malang, Surabaya, Madura.
• Pentas "MAKAR" (Karya & Sutradara : Faqih Usman Deja) di pentaskan KTP Teater Kosong Pakong
• Performent Art Hari Bersih ”Manusia Tolong Aku” naskah : Zainal Hyree
• Pentas Tunggal ”SOROP” (Karya & Sutradara : Zainal Hyree) di pentaskan di Aula STAIN Pamekasan
• Pentas ”ILUSI” (karya & Sutradara: Ontel) di pentaskan di KTP Teater Kaged